HAYOO.ID: Pengamat politik dari Unpad Prof Muradi memprediksi bahwa partai politik yang memiliki ideologi nasionalis masih akan diminati masyarakat di tahun 2022. Bahkan politik identitas tidak akan ada lagi.
“Kalau nanti (2024) saya kira masih harus ada perdebatan yang panjang,” kata Muradi dalam diskusi bertajuk ‘Outlook Politik 2022’ di Kafe Anatomi, Kota Bandung, Senin (27/12/2021).
Muradi mengatakan bahwa saat ini politik identitas sudah mulai ditinggalkan. Bahkan saat ini PKS mulai membranding bahwa tidak hanya milik umat Islam.
![HAYOO.ID Partai Politik](http://hayoo.id/wp-content/uploads/2021/12/IMG_20211227_164317-1024x771.jpg)
“Saya lihat PKS sudah mulai soft ya dalam politik,” kata dia.
BACA JUGA: Kontestasi Partai Politik dan Sistem Presidential Trheshold
Kendati begitu, PKS harus mulai berhati-hati dengan kehadiran Gelora. Muradi menyebut bahwa partai besutan Anis Matta itu akan menjadi partai pesaing PKS. “Ini sudah jelas, Gelora ini irisannya PKS,” kata dia.
Di tempat terpisah, Ketua DPW Partai Gelora Jabar Haris Yuliana mengatakan, tidak ada yang salah jika masih ada yang beranggapan bahwa partai Gelora hanya akan mengganggu PKS. Terlebih hampir semua Ketua DPW adalah mantan kader PKS.
“Tetapi saat ini persentase mantan kader PKS sangat kecil, banyak kader Gelora justru dari partai nasionalis,” kata Haris. Dia menyebut semua pengurus Gelora di Purwakarta adalah mantan kader NasDem. Di Purwakarta, pengurus Nasdem dibedol desa ke Gelora.
“Itu baru Purwakarta, di daerah-daerah lain pun sama. Justru kebanyakan kader Gelora adalah limpahan dari partai-partai nasionalis,” kata dia.
(LIN)