Senin, Januari 13, 2025
BerandaKOTA BANDUNGRSUD Kota Bandung Mencatat, Kasus DBD Meningkat, 6 Orang Meninggal Dunia

RSUD Kota Bandung Mencatat, Kasus DBD Meningkat, 6 Orang Meninggal Dunia

HAYOO.ID: Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung mencatat, kasus demam berdarah dengue (DBD) pada Januari hingga Mei 2022 sebanyak 398 kasus dan 6 orang dinyatakan meninggal.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan
dibanding tahun lalu mencapai 296 orang dan 3 orang meninggal dunia pada akhir Desember 2021 lalu.

Humas RSUD Kota Bandung, Chairudin Latupono mengatakan, saat ini penyakit DBD merupakan kasus tertinggi yang kerap menjangkiti warga, diikuti dengan disentri.

“DBD ini adalah termasuk yang cukup tinggi kasusnya. Dari Januari sampai dengan Mei terakhir sudah terdata 398 kasus yang kita rawat. Nah selebihnya, seperti disentri, ya mungkin karena penghujan makan sembarang dan lainnya, sehingga kebanyakan terjadi kepada anak anak,” kata Chairudin di RSUD Ujung Berung Kota Bandung Jabar Rabu (8/6/2022).

Chairudin menyebut, pasien rawat didominasi oleh anak-anak, dengan data sepanjang Januari-Mei berjumlah 267, sedangkan orang dewasa berjumlah 131.

Kasus tertinggi ditemukan pada bulan Januari yaitu sebesar 115 kasus DBD dan di tahun ini, kasus terendah ditemui di Bulan Maret sebanyak  45 kasus DBD.

“Iya bisa meninggal jika telat melapor, DBD itu kan virus. Kenapa bisa mengakibatkan kehilangan nyawa? Itu diakibatkan di dalam darahnya itu trombositnya rendah, terus merendah sampai bisa hilang kesadaran, sampai bisa meninggal,”ucapnya.

Oleh karna itu, untuk menekan kasus DBD pihaknya selalu rutin melakukan penyuluhan terkait kasus DBD kepada masyarakat yang kian melonjak meski pun pihaknya mengakui sulit jika dilakukan door to door.

“Jadi memang promosi kesehatan sangat perlu bagi masyarakat. Kita tidak bisa datang door to door ke wilayah wilayah, jadi kami lakukan di area rumah sakit. Jadi setiap dia kontrol, dia bisa melihat informasi-informasi yang dibagikan oleh teman-teman di rumah sakit (staff rumah sakit). Biasanya itu pagi disamakan dengan jam pelayanan di setengah delapan atau jam delapan sampai dengan jam sepuluh,”ungkapnya.

Selain itu, Heri mengimbau kepada masyarakat agar terus memerhatikan kebersihan, agar tidak ada air menggenang.

“Masyarakat harus jaga kesehatan. Jangan biarkan sampah-sampah itu tidak dikelola dengan baik, karena nyamuk aedes aegepty ini nyamuk elit tidak mau di got kotor. Maunya di tampungan air hujan, di air yang notabene air bersih,” katanya.

(Yusuf Mugni)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER