HAYOO.ID: Pemprov Jabar bersama 27 kabupaten kota mengupayakan stabilitas harga menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Hal itu terkuak dalam High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) se Jabar di Hotel Pullman, Kota Bandung, Kamis (8/8/2024).
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin menyebut bahwa High Level Meeting digelar untuk menyamakan persepsi guna menjamin stabilitas harga, terutama menjelang Nataru.
Pemprov Jabar bersama kabupaten/kota, TPID dan TP2DD akan berupaya menjaga inflasi tetap terkendali. Salah satunya dengan menjaga stok beras dan bahan pangan lainnya di berbagai daerah.
BACA JUGA: Sekda Jabar Sambut Baik Komunitas Bandung Geopolitik Studies
Ketersediaan bahan pangan di suatu daerah yang surplus akan menyuplai daerah yang membutuhkan. Dengan terjaganya suatu daerah dari kelangkaan dapat mengantisipasi kenaikan harga.
“Nanti ada TPID yang memantau terus setiap daerah agar tidak kekurangan atau ketiadaan stok,” kata Bey.
Inflasi
Pada Juli 2024, tercatat inflasi year on year (y-o-y) Provinsi Jawa Barat sebesar 2,25 persen. Tingkat inflasi month to month (m-t-m) Provinsi Jabar bulan Juli 2024 sebesar 0,06 persen, dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 1,16 persen.
Kendati inflasi tahunan di Jabar lebih tinggi dari rata-rata nasional, yakni 2,13 persen, namun angka tersebut masih di bawah target.
“Jadi kami menjaga betul agar inflasi terkendali dan sampai bulan Juli inflasi masih sesuai target,” kata dia.
Dia menegaskan, pemantauan stok beras dan perdagangan antardaerah serta pompanisasi dilakukan untuk memastikan panen padi tetap optimal tahun ini.
“Kami mendapatkan 7 ribu pompa dari Kementan. Ada beberapa yang tadinya musim tanamnya Oktober, mereka akan menarik ke Agustus. In Sya Allah, masih ada satu lagi panen di akhir tahun ini. Jadi panennya tidak nyeberang ke 2025,” kata Bey.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Jabara Muhamad Nur berharap agenda yang terselenggara ini bisa menjadi modal bersama untuk menjaga inflasi sesuai dengan target. Apalagi tren inflasi 2024 menunjukkan angka lebih rendah dari tahun 2023, yaitu 2,48.
Dia berharap percepatan digitalisasi bisa mendongkrak indeks pengendalian inflasi semakin baik. Terutama dalam mendukung pembangunan di Jabar. Dengan digitalisasi dan elektronifikasi, IETPD-nya (Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah) semakin bagus.
“Itu sangat kita butuhkan guna mendukung pembangunan lebih efisien dan semakin mendorong potensi-potensi yang ada di Jabar,” kata Nur.
(LIN)