HAYOO.ID: Harga telur ayam di Kota Bandung mengalami kenaikan sejak dua pekan lalu. Saat ini harga telur ayam di pasaran mencapai Rp29 ribu per kilogram. Hal itu berdampak pada penurunan omzet dan peredaran telur infertil.
Salah seorang pedagang di Pasar Gedebage Kota Bandung Komarudin mengeluhkan harga telur ayam yang naik. Dia menilai kenaikan ini terlalu dini dari biasanya.
“Sudah lama naik, kira-kira ada dua mingguan. Dari posisi terakhir waktu habis lebaran harga tidak terlalu tinggi, kisaran Rp26 ribu, sekarang jadi Rp29 ribu per kilogram. Biasanya naik itu nanti pas mendekati Idul Adha,” kata Komarudin, Kamis (2/6/2022).
BACA JUGA: JPedagang Telur di Gedebage Keluhkan Harga Tinggi
Akibat kenaikan itu, pedagang telur di pasar Gedebage mengalami penurunan omzet hingga 30 persen karena sepi pembeli.
“Jika biasanya membeli 2 kilogram, saat ini pelanggan hanya membeli 1 kilogram, begitu seterusnya,” kata dia.
Akibat kenaikan telur pun berimbas pada banyak nya peredaran telur infertil (kualitas rendah). Harganya murah dan banyak diburu.
“Kekurangan dari telur ini cepat busuk dibanding telur ayam biasa,” kata dia.
Pedagang lainnya Aldi Riyanto berharap pemerintah segera menstabilkan harga telur dan mensosialisasikan acuan hukum tentang penjualan telur infertil.
“Kita dari pedagang telur harapannya segera distabilkan. Terus penjualan telur infertil itu sebenarnya seperti apa. Dalam hal ini harus ada penjelasan. Karena gak adil juga, kadang-kadang masyarakat gak tahu, telur (infertil dan biasa) itu sama, jadi mohon diluruskan,”kata Aldi.
“Kalau layak dijual ya kami para penjual ikut saja, kami cari yang murah agar masyarakat bisa murah juga kalau membeli. Tapi kami ada info telur tersebut tidak layak konsumsi, sampai sekarang tidak ada penjelasan dari lembaga yang berkompeten terhadap kami,”ucapnya.
(Yusuf Mugni)