HAYOO.ID: Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Bandung menyebar 308 ember berisi telur nyamuk Aedes Aegipti yang telah disuntik bakteri Walbachia di Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujung Berung Kota Bandung Pada (31/10/2023) lalu. Hal itu dilakukan untuk menekan kasus Demam Berdarah Debgue (DBD) di Kota Bandung.
“Jadi hari ini penggantian kedua yah, penerapan implementasi teknologi nyamuk Aedes aegypti Walbahia. Sebetulnya enggak ada nyamuk walbahia ya, karena itu sebenarnya nyamuk Aedes aegypti yang disuntikan oleh bakteri walbahia. Jumlahnya 308 ember, satu ember berisi 200-250 telur. Tahap awal kita coba di satu Kecamatan, Ujung Berung ini kan ada lima kelurahan jadi kita coba di Pasanggrahan dulu, Insya Allah kalau misalnya hasilnya bagus kita mau lanjut di empat kelurahan lainnya,”kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Bandung, Ira Dewi Jani Rabu (28/11/2013).
Baca Juga:DPRD Kota Bandung Minta Dinkes Masifkan Sosialisasi Soal Pengembangan Metode Nyamuk Wolbachia
Ira menyebut, Kecamatan Ujung Berung di pilih menjadi wilayah pilot project program nyamuk walbachia. Kecamatan ini merupakan salah satu dengan kasus DBD tertinggi di Kota Bandung
“Berdasarkan data tahun 2022 Kecamatan Ujung Berung merupakan satu dari sepuluh Kecamatan dengan kasus DBD tertinggi di Kota Bandung,” katanya.

Selain itu, Kepala UPT Puskesmas Ujung Berung pernah mengikuti pelatihan wolbachia di Yogyakarta dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Di awal tahun setelah beliau mengikuti pelatihan mulai bersosialisasi, Alhamdulillah respon dari masyarakat baik, bisa dilihat dari media sosial yang posting untuk mensosialisasikan teknologi wolbachia ini,” ucapnya.
Ira memambahkan, program nyamuk walbachia ini terbukti efektif menurunkan kasus DBD di beberapa wilayah salah satunya Yogyakarta. Dari penelitian dan Implemntasi disana, kasus DBD turun hingga 77 persen.
“Sebenarnya sudah bukan penelitian lagi.Karena, sudah selesai di Yogyakarta selama 12 tahun mulai dari tahun 2011. Itu memang kasusnya bisa turun sampai 77 persen Jadi bukan kasusnya jadi 77 persen tapi turun sejauh 77 persen yang dirawatnya juga turun 86 persen,”pungkasnya.
(Yusuf Mugni)