HAYOO.ID: Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat Nina Susana Dewi mengatakan, Pekan Imunisasi Dunia kembali mengingatkan masyarakat akan pentingnya imunisasi bagi anak. Meski masih ada orangtua yang takut menyertakan anaknya dalam program imunisai.
Demikian disampaikan Nina dalam Jabar Punya Informasi (Japri) di halaman Museum Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (22/4/20220). Hadir dalam acara itu Ketua Tim Penggerak
PKK Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil, Asisten Pemerintahan, Hukum, dan Kesejahteraan Sosial Setda Provinsi Jabar Dewi Sartika, dan Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Jabar Ari.
BACA JUGA:Jabar Siap Menyambut Arus Mudik Lebaran 2022
Berita hoaks, kata Nina, seringkali muncul dan mengganggu program Imunisasi. Padahal, kata Nina, imunisasi itu aman dan Kejadian PascaImunisasi (KIPI) sangat jarang terjadi.
“Tidak ada laporan anak meninggal akibat imunisasi. Tim Komda KIPI sudah melakukan penelitian atas semua laporan dan tidak ada kasus. Penyebab meninggal karena memang memiliki penyakit bawaan, jadi bukan karena imunisasi. Inilah yang akan terus disampaikan kepada masyarakat, bahwa imunisasi itu aman,” kata Nina.
Menurut dia, imunisasi sangat penting bagi anak untuk mencegah penularan penyakit, wabah, sakit berat, cacat hingga kematian anak dan bayi. Saat ini tersedia lebih dari 20 penyakit yang bisa ditekan angka infeksinya karena imunisasi.
Pada 2020-2030 diperkirakan imunisasi bisa menyelamatkan lebih dari 32 juta jiwa, diantaranya 28 juta adalah anak berusia di bawah 5 tahun.
Dia optimistis target 95 persen anak di Jabar mengikuti imunisasi lengkap dapat dicapai. Sampai saat ini cakupan dibawah 90 persen. Ada 11 kabupaten/ kota di Jabar yang cakupan imunisasinya masih di bawah 80 persen yang bakal digenjot programnya.
Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) akan dilaksanakan pada bulan Mei 2022. Sedangkan di Jabar, untuk fase kedua BIAN akan dinulai pada bulan Juli 2022. Pihaknya berharap anak bisa mengejar ketertinggalan imunisasi di man akan diberikan vaksinasi OPV, IPV, Polio suntik, Polio tetes, kemudian Pentavalen (DPT-HB-Hib). Kemudian dilanjutkan bulan Agustus untuk vaksin Campak dan Rubella.
“Targetnya anak usia 12 hingga 59 bulan. Masyarakat bisa mendatangi titik pemberian imunisasi yang ditetapkan pemerintah, yakni puskesmas, rumah sakit, bahkan sekolah-sekolah,” kata dia.
Sementara itu Ketua Tim Penggerak PKK Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil mengimbau kepada ayah dan bunda di Jabar untuk tidak takut menyertakan anaknya dalam Program BIAN. Dia mencontohkan anak angkatnya, Arka yang kini sehat dan aktif setelah melengkapi Program Imunisasi dalam dua setengah tahun terakhir.
“Saat Arka datang, usianya lima bulan, nampak sakit dan ternyata belum mendapatkan imunisasi. Sekarang setelah imunisasi lengkap, dia semakin sehat dan sangat aktif. Jadi ayah dan bunda jangan ragu. Imunisasi itu aman dan menjadi hak anak untuk mendapatkan kesehatan,” kata Atalia.
(LIN)