Buat Pupuk Kompos Hingga Magot, Kelurahan Tamansari Mulai Konsisten Olah Sampah Mandiri

0
155

HAYOO.ID: RW 15 Kelurahan Tamansari, Bandung Wetan, Kota Bandung menunjukkan konsistensinya dalam mengolah sampah organik. Salah satunya dengan memproduksi pupuk dari olahan sampah.

Kegiatan ini dilakukan di Taman Ulin, yang disebut sebagai pusat pengolahan sampah organik di Kelurahan Tamansari.

Lurah Tamansari Dadang Sobandi mengatakan, pada tahun ini Kelurahan Tamansari memiliki media pengolahan berupa komposter sebanyak 114 kilogram dengan volume masing-masing 200 liter. Mereka juga memiliki biodigester dan juga mendapatkan tambahan media pengolahan (sampah) berupa bata terawang dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung.

Selain itu, Dadang juga menyebut peran aktif LPM, RT-RW, PKK dan Karang Taruna sangat besar pada proses pengolahan sampah di wilayah ini.

“Insya Allah kami bersama kelembagaan masyarakat bersama-sama mengajak kepada seluruh warga masyarakat Tamansari untuk kiranya dapat memilah sampah organik. Jadi nanti masyarakat cukup dengan memilah sampah saja yang nanti di masing-masing RW ditempatkan di pinggir jalan supaya mudah terakses oleh mobil yang nanti akan mengangkut sampah sehingga proses pengolahan itu akan menjadi tanggung jawab kelurahan. Untuk saat ini masyarakat membantu pilah saja dulu sampahnya,” kata Dadang Kamis (7/9/2023).

Baca Juga Darurat Sampah,Kawasan Tegalega Bakal Tampung Sampah Organik

Hasil pengolahan sampah organik di kawasan ini antara lain berupa pupuk organik kompos dan juga pupuk cair yang dikemas dan dibagikan kembali kepada masyarakat.

Terkait Kawasan Bebas Sampah (KBS) di Kelurahan Tamansari, Dadang mengatakan, wilayah ini memiliki beberapa percontohan kawasan bebas sampah. Salah satunya ada di RW 18.

Tamansari
Buat Pupuk Kompos Hingga Magot, Kelurahan Tamansari Mulai Konsisten Olah Sampah Mandiri

“Memang untuk saat ini warga kami masih dalam proses tahapan optimalisasi dalam pengolahan sampah. Saat ini pengolahan sampah memang lebih banyak dilakukan oleh kami masyarakat saat ini hanya diminta untuk memilah sampah,”katanya.

“Setiap 2 hari sekali proses pengangkutan sampah dilakukan. Seperti tadi dijelaskan, masyarakat diminta sudah memilah sampah organik dan anorganik agar nantinya memudahkan petugas sampah untuk mengangkut dengan mobil,”ungkapnya.

Dadang berharap kegiatan pengolahan sampah organik di Kelurahan Tamansari ini dapat menjadi daya dukung bagi program Kang Pisman dan Buruan SAE.

“Ada keselarasan antara program pemilihan sampah yaitu Kang Pisman dengan program Buruan SAE. Hasil atau penerapan dari program Kang Pisman ini (mengolah sampah organik) dapat dimanfaatkan pendukung program Buruan SAE (hasil pengolahan sampah yang dijadikan pupuk untuk dimanfaarkan warga menanam),”ucapnya.

Sementara itu, Camat Bandung Wetan, Tarya menyampaikan apresiasi atas kegiatan pemilahan sampah organik yang telah dilakukan oleh RW 15 Kelurahan Tamansari. Menurutnya, dalam keadaan darurat sampah seperti ini, kolaborasi antara pihak pemerintah dan juga masyarakat sangat dibutuhkan.

“Kegiatan ini memang luar biasa. Saya kira ini langkah yang begitu bagus dan manfaatnya pun dapat dirasakan oleh masyarakat,” ujar Tarya

Di level Kecamatan, Tarya juga memastikan kegiatan-kegiatan serupa dilakukan dalam rangka menekan volume sampah kota Bandung yang diangkut ke TPA.

Ia juga berharap, ke depannya sampah-sampah organik dan anorganik tidak lagi dibuang ke TPS, melainkan sudah selesai diolah di level rumah tangga.

(Yusuf Mugni)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini