HAYOO.ID: Indeks kesehatan udara di Kota Bandung saat ini berada di level sedang dimana kondisi kualitas udara yang tidak terlalu baik, tetapi masih dapet diterima manusia, hewan dan tumbuhan.
“Artinya memang menghawatirkan, tapi masih dalam taraf aman untuk dihirup,” kata Kasie Pemantauan Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup DLH Kota Bandung Irene Irmamuti, Senin (21/8/2023).
Irene Irmamuti menyebut, populasi tinggi yang identik dengan kota metropolitan menjadi penyebab utama kondisi kualitas udara di Kota Bandung saat ini. Hal itu pun berbanding lurus dengan jumlah kendaraan.
Menurutnya, asap kendaraan menjadi sumber utama pencemaran udara. Khususnya sepeda motor yang memang populasinya lebih banyak dari kendaraan roda empat, atau mobil di Kota Bandung.
“Disusul oleh asap dari kegiatan domestik rumah tangga, kegiatan pabrik, cerobong asap hotel, rumah sakit dan bangunan lainnya dan itu berkontribusi cukup besar mencemari udara. Kota Bandung populasinya tinggi sekitar 2,7 juta,” ucapnya.
Meski kondisi kualitas udara di Kota Bandung berada di level sedang, Irene menegaskan bahwa kualitas udara saat ini harus menjadi perhatian semua pihak. Karena sebelumnya, Kota Bandung berada di level baik.
“Upaya mengendalikan pencemaran udara ini sebenarnya menjadi tugas banyak pihak, bukan DLH saja. Mulai dari Dishub dan DPKP3. Kita pun sedang gencar-gencarnya mendorong kawasan emisi bersih dimana suatu kawasan menampung kendaraan lolos uji emisi,” ujarnya.
Irene menambahkan, selain upaya dan sosialisasi dalam menekan pencemaran udara, DLH juga kerap mengajak masyarakat agar bijak dalam menggunakan kendaraan. Khususnya kendaraan roda dua.
“Pengendara sepeda motor harus merawat kendaraan dengan baik, servis rutin sehingga uji emisinya baik. Kemudian penanaman pohon harus terus digencarkan, karena pohon fungsinya sangat penting sebagai penghasil oksigen, sekaligus menetralisir udara,”pungkasnya.
(Yusuf Mugni)