HAYOO.ID: Film Kabayan Petani Milenial dibuat versi Series. FTV 12 episode ini akan disutradarai aktor kawakan Dicky Chandra bersama Produser film Cahaya Pesantren Yayat Hidayat.
Yayat mengatakan, pihaknya tergerak membuat sinematografi ini mengingat kebudayaan dan kekhasan lokal yang semakin tergerus.
Saat ini, kata dia, hanya sedikit generasi muda yang masih mengenal kekayaan budaya Jawa Barat, salah satunya Kabayan, sosok legenda asal provinsi tersebut.
“Generasi muda mungkin tahunya Spiderman. Saya khawati nanti anak cucu saya tidak tahu apa-apa saat saya ngomong Kabayan,” kata Yayat di Bandung, Selasa (8/2/2022).
Hal itu menyusul semakin gencarnya gempuran informasi dan budaya asing yang masuk ke dalam negeri, terlebih disertai pesatnya perkembangan teknologi internet.
“Jadi mereka malah lebih familiar dengan film-film Korea,” kata dia
Pihaknya bersama Aria Production membuat Kabayan Milenial ini dengan tetap memepertahanknan idealismenya dalam menjaga kebudayaan dan kekayaan khas Jabar.
“Kita produksi film ini karena punya semangat ingin menggali khasanah, kekayaan budaya Jawa Barat. Salah satu nilainya adalah cerita tentang si Kabayan yang perlu kita lestarikan,” kata Yayat.
Dia berharap sinetron ini mampu menjadi media informasi dalam menyampaikan berbagai informasi tentang Jawa Barat. Apalagi Yayat menilai sinematografi merupakan media yang tepat untuk memberikan informasi kepada masyarakat.
“Kalau lewat film lebih gampang memotretnya daripada statistik laporan seperti dari pemerintah. Ini pun penting untuk menginformasikan kemajuan yang dicapai oleh masyarakat, baik ekonomi, budaya, dan lain-lain,” kata Yayat.
BACA JUGA: Setelah Film Kabayan Petani Milenial, Kini Opop di Cahaya Pesantren
Hal serupa disampaikan Dicky Chandra. Dia merasa terpanggil karena memiliki tujuan yang sama, yakni membentuk perspektif baru di masyarakat tentang sosok Kabayan.
“Saya merasa tertantang,” kata Dicky.
Dia pun menilai perlu adanya karakter baru tentang sosok Kabayan.
“Itu harapan saya. Tetapi lucunya tetap, jangan dibuang. Masyarakat butuh tontonan (hiburan), tapi perlu juga tuntunan,” kata dia.
Dia pun optimistis karyanya bersama Aria Production ini mampu menjadi hiburan sekaligus edukasi bagi masyarakat. Terlebih dalam series ini ada ajakan mengamalkan Pancasila, serta toleransinya.
Eksekutif Produser Aria Production Pamriadi memastikan pihaknya konsisten dalam mengangkat budaya dan kekhasan Jawa Barat lainnya. Sebagai rumah produksi asal daerah tersebut, pihaknya berkewajiban melestarikan warisan nenek moyang.
“Kami konsisten mengangkat kekayaan lokal Jawa Barat ke dalam sinematografi, dalam film dan sinetron,” kata dia.
Dia pun memastikan akan menggarap kebudayaan dan kekayaan alam di Jabar. Pihaknya sudah membuat beberapa FTV tentang tempat pariwisata untuk memulihkan dunia pariwisata di saat pandemi.
“Kami juga akan membuat film layar lebar tentang tokoh perempuan asal Jawa Barat, Dewi Sartika. Nanti akan disutradarai Mas Eros Djarot,” kata dia.
(LIN)