HAYOO.ID: Sekda Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja menyebut Jabar berhasil menurunkan angka stunting 4 persen dari 24,6 persen. Demikian disampaikan Setiawan saat membuka acara Penilaian Kinerja Pelaksanaan Delapan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023 di Mason Pine Hotel Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (3/7/2023).
“Angka stunting kini menjadi 20,2 persen. Capaian itu bukti dari komitmen kuat, inovasi, dan kolaborasi antara provinsi, kabupaten, dan kota. Kami berharap sampai akhir tahun ini bisa turun hingga 19,2 persen,” kata Setiawan.
Menurut Setiawan, ada dua hal yang bisa diintervensi dalam penurunan stunting di Jabar, yaitu intervensi terkait dengan gizi spesifik kurang lebih sebanyak 30 persen dan gizi sensitif 70 persen.
BACA JUGA: Cegah Stunting dengan Omaba
“Sehingga intervensi kita mau tidak mau adalah stunting tidak hanya berkonotasi dari sisi kesehatan, apalagi pelayanan kesehatan,” kata dia.
Sekda menyebutkan terdapat delapan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting, yakni analisis situasi, penyusunan rencana kegiatan, rembuk stunting dan peraturan bupati/wali kota percepatan penurunan stunting.
Selain itu adalah pembinaan pelaku dan pemerintahan desa/kelurahan, sistem manajeman data stunting, pengukuran dan publikasi stunting serta review kinerja tahunan.
Penurunan angka stunting di Jabar juga didukung dengan adanya dana CSR (Corporate Social Responsibility) yang cenderung meningkat jumlahnya.
“Sekarang 2022 ini mencapai Rp8 miliar, tapi rasanya harus lebih gede lagi,” kata Setiawan.
Dia berharap dipetakan di mana potensi stunting menggunakan teknologi informasi dan memonitor dengan BNBA (By Name By Address) guna menentukan strategi untuk mencapai target penurunan prevalensi stunting di Jabar.
“Kemudian juga yang harus dipastikan adalah metode dan alat-alatnya seperti alat timbangan badan dan alat ukur tinggi badan,” kata dia.