DKPP Kota Bandung Kembali Temukan Kasus PMK

0
270

HAYOO.ID: Kasus wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) terhadap hewan ternak, seperti sapi dan kambing di Kota Bandung kembali ditemukan. Setelah sebelumnya la ekor sapi terpapar di Kecamatan Ciparay. Kini wabah tersebut ditemukan di Kecamatan Cibiru dan Bandung Kulon.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gingin Ginanjar mengatakan, dari lima ekor yang terkonfirmasi positif PMK itu, satu ekornya mati, dan satu ekor disembelih bersyarat karena kondisinya semakin parah dan peternak merasa khawatir tak tertolong dan dapat menyebar ke hewan lainnya.

“Sekarang yang terkonfirmasi (PMK) menyisakan tiga ekor dan masih dalam perawatan. Dua hari lalu kami ada informasi ternyata ada juga kasus serupa di Cisurupan menimpa sapi perah dan sapi potong. Kami sudah lakukan pengambilan sampel oleh Balai Veteriner Subang yang di Cisurupan diambil empat sampel, terdiri dari dua sapi perah dan dua sapi potong,” kata Gin Gin saat dihubungi, Kamis (2/6/2022).

Menurutnya, untuk di Kecamatan Cibiru Kelurahan Cisurupan yang terindikasi PMK ada dua jenis sapi yaitu salo perah dan sapi potong. Kemudian di Bandung Kulon ada lima sapi yang telah di ambil sempelnya.

“Jadi, kalau dilihat jumlah kecamatannya bertambah menjadi tiga kecamatan, yakni Babakan Ciparay, Bandung Kulon, dan Cibiru. Tim kami secara rutin sampai saat ini berkeliling lakukan pemeriksaan ke semua peternak. Jadi, kalau ada peternak yang punya 50 ekor, maka kami periksa semua lalu jika ada yang terindikasi bergejala awal maka kami konfirmasi ke Balai Veteriner Subang,” ucapnya.

Gin Gin mengungkapkan, semua kasus terindikasi PMK pada hewan ternak di Kota Bandung berawal dari sapi yang dikirim dari luar daerah. Oleh karna itu pihaknya mengaku tengah melakukan pengawasan dan akan membentuk satgas di tiap kewilayahan.

“Sekarang ada kecenderungan justru distribusi dari luar daerah tak menggunakan jalan besar melainkan ke jalan kewilayahan dan bukan jalan arteri, seperti yang terjadi di Cisurupan. Dari tiga kejadian PMK di Bandung, semua berasal dari pengiriman sapi luar daerah. Intinya memasukkan diam-diam tanpa ada surat keterangan sehat, sapi di Babakan Ciparay berasal dari Purwakarta, dan sapi di Cisurupan dan Bandung Kulon itu berasal dari Sumedang juga Majalengka,”ungkapnya.

Ketika disinggung terkait vaksin terhadap hewan ternak, Gingin mengatakan perihal vaksin kewenangannya ada di pemerintah pusat dan sampai saat ini belum ada satu daerah yang menerima vaksin.

“Informasi terakhir, sebelum Iduladha yaitu sekarang (Juni) akan ada vaksin dari impor tapi itu pun akan diprioritaskan ke wilayah yang sudah terwabah. Nah, untuk vaksin dalam negeri sekarang masih dalam proses pembuatan dan rencananya hadir Agustus,” ujarnya.

Gin Gin menambahkan, jelang Idhul Adha
kebutuhan hewan kurban seperti sapi dan kambing jika mengandalkan dari peternak Bandung masih kurang. Sebab, jika dibandingkan dengan tahun lalu kurban sapi sebanyak 6000 dan domba 14 ribuan.

“Stok saat normal saja di Bandung hanya 2000 ekor, karena beberapa peternak sekarang mengeluhkan PMK sudah mulai berpengaruh,”pungkasnya.

( Yusuf Mugni)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini