HAYOO.ID:Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Kota Bandung Yayan Ruyandi mengatakan, Pemerintah kota Bandung tengah menggencarkan penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan zona merah.
Hal itu dilakukan untuk menjaga kenyamanan dan keindahan lokasi-lokasi ikonik kota Bandung.
“Fokus penertiban di Alun-alun Bandung itu bukan main-main ya, karena itu wajah kota Bandung. Selama ini kucing-kucingan terus, harusnya PKL berjualan di basement, berjualan itu tidak diperbolehkan di atas. Terbayang kalau diperbolehkan Alun-alun itu penuh roda,” kata Yayan Ruyandi di Kantor Satpol PP, Jalan Martanegara Kota Bandung Jabar Rabu (1/6/2022).
Menurutnya, Alun-alun merupakan ikon kota Bandung yang perlu dijaga ketertibanya dari para PKL yang sering menjadikan trotoar sebagai lapak jualan.Tahanya itu, proses penertiban PKL harus bersinergi dengan para pembeli.
“Ini bukan tindakan arogansi, kesewenang-wenangan. Satpol PP sudah bekerja semaksimal mungkin, mohon dukungan dari masyarakat. Karna trotoar harus aman dan nyaman untuk pejalan kaki. Kalau wisatawan luar kesini melihat Kota Bandung tidak tertib seperti ini Yang malu warga Kota Bandung sendiri,” ucapnya.
“Yang harus ditertibkan itu bukan para pedagangnya saja, tapi pembelinya juga, kan sebenarnya tidak boleh membeli dari pedagang yang berjualan di trotoar. Pembelinya juga seharusnya diberikan sanksi, harus disiplin, biar yang berjualan di atas pada turun ke bawah,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu pedagang es campur yang berjualan di Basemant Alun-Alun Bandung, Aan (45), mengaku cukup kesulitan untuk bertahan berjualan di area basemant. Pasalnya, sejak direlokasi ke basemat Alun-alun pada 2013 lalu, omzet jualanya merosot tajam
“Sering tidak ada pembeli, ya mau gimana lagi, apalagi sekarang taman di tutup. Makanya kalau pedagang baru mah engga bakal kuat, kalau yang lama mah udah biasa keadaan kaya gini. Mayoritas emang yang udah disini dari zaman RK (Ridwan Kamil), kalau yang baru kebanyakan di atas, yang liar,”kata Aan.
Meski begitu, pihaknya mengaku bersyukur meski pun di hari hari kerja dagangannya sepi pembeli. Namun untuk hari libur daganya ramai kembali.
“Tapi untungnya kalau Sabtu Minggu itu tetap rame, jadi bisa ketutup (ruginya). Jadi gantian lah, hari biasa sepi tapi hari libur lumayan rame,” ungkapnya.
(Yusuf Mugni)